LASKAR SEMUT IRENG

Latihan berat sudah pasti.. Menang bertarung itu tradisi.. masuk sel tidak berarti..Persaudaraan adalah harga mati..berbeda tapi tetap satu hati.. bersatu saling mengenal jati diri.. hilang nyawa bukan hanya ilusi.. karena MORI sudah menanti.

untuk terate jaya abadi dan mempertahankan harga diri..

.

Laman

Sabtu, 09 April 2011

SANDI SETIA HATI


Setya budya sinupeket singset

Tiniti sliring tindak tingati

Yahanggayuh pandhame ngawirya

Hamarsudi hangganing wiwaha

Tinulata ing reh mangastuti

Sandi Setiya Hati adalah suatu penjabaran dari makna Setiya Hati yang ditulis dalam bentuk sandi asma. Sandi asma adalah suatu bentuk penulisan nama dalam karya sastra jawa dimana nama yang dimaksud disembunyikan di dalam karya sastra itu sendiri. Kalau kita teliti maka dalam Sandi Setiya Hati di atas pada suku kata pertama dan suku kata terakhir dalam tiap kalimat / tiap baris, jika digabungkan akan membentuk kata SETIYA HATI. Penulisan Sandi Setiya Hati ini tidaklah mengherankan mengingat pendiri Setia Hati dan juga Setia Hati Terate adalah orang jawa dimana pada waktu itu banyak tokoh dan sesepuh yang berdarah ningrat yang tentu saja sangat dekat dengan sastra jawa.

Sandi Setiya Hati ini penulis memperoleh dari Alm. Kangmas Bambang Tunggul Wulung Yudhiasmara pada saat memberikan keSHan di Kutoarjo sekitar tahun 1985. Jika diterjemahkan secara bebas, arti dari Sandi Setiya Hati adalah sebagai berikut :

Setya budya sinupeket singset

Setya = setia, budya = budi / hati, sinupeket singset = disatukan / diikat dengan kuat

Tiniti sliring tindak tingati

Tiniti = meniti = menjalani, sliring tindak = setiap langkah, tingati = berhati-hati

Yahanggayung pandhame ngawirya

Hanggayuh = mendapatkan, pandhame = kedamaian, wirya = hati

Hamarsudi hangganing wiwaha

Marsudi = belajar untuk mencari, hangganing = badan / pribadi, wiwaha = mulia

Tinulata ing reh mangastuti

Tinulata = menjadi contoh, ing reh = dalam aturan masyarakat, astuti = selamat

Adapun makna yang terkandung dalam Sandi Setiya Hati kurang lebih adalah ajakan pada kita sebagai warga PSHT agar :

* Setia Hati, artinya setia kepada hati sanubari (diri setiyaning sanubari). Kesetiaan ini agar selalu diikat kuat-kuat dan selalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

* Dalam menjalani kehidupan ini hendanya selalu berhati-hati di setiap langkahnya. Setiap yang akan kita kerjakan ataupun ucapkan hendanya dipikirkan dahulu baik dan buruknya. Apakah bermanfaat atau tidak, terutama untuk keluarga dan masyarakat.
* Apapun yang kita kerjakan hendaknya juga dalam rangka mencari kedamaian di hati sanubari. Jika di dalam hatinya sendiri sudah terbentuk rasa damai, maka kedamaian itu juga akan terpancar di keluarga maupun masyarakat, sesuai dengan hati yang memancarkan sinar putih dalam lampang.
* Selalu belajar dengan menggunakan “Ilmu Setia Hati” untuk mendapatkan kemuliaan pribadi. Perlu diingat agar jangan salah dalam mencari / mempelajari ilmu setia hati. Dalam hal ini komunitas wesi aji mengajak warga persaudaraan setia hati terate untuk tetap mengamalkan, melestarikan dan menjaga ajaran dan ilmu setia hati terate, agar tidak disalahgunakan.
* Sebagai warga PSHT harus bisa menjadi teladan di masyarakat, terutama dalam ketaatan terhadap peraturan berbangsa dan bernegara, agar bisa selamat dalam kehidupan bagik di dunia maupun akherat.

Demikianlah sekilas tentang Sandi Setiya Hati. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan keSHan kita dan dapat menjadi pepeling (pengingat) dalam kita mengarungi kehidupan ini. Pemahaman akan Sandi Setiya Hati ini akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedewasaan dalam olah rasa berdasarkan pengalaman hidup masig-masing, sebagaimana yang diisyaratkan dalam mukadimah bahwa manusia berkembang menurut kodrat dan iramanya masing-masing menuju pada kesempurnaan hidup. Marilah kita saling asih, asah dan asuh di dalam kerangka Persaudaraan Setia Hati Terate yang kita cintai ini.